Impact Five Limited

Translate

Tampilkan postingan dengan label Etika. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Etika. Tampilkan semua postingan

Minggu, 30 Maret 2014

Ciri Pecundang : Menuduh Orang Lain Serakah



Kalaupun kita tidak sering mendengar kata ‘serakah’ atau ‘tamak’, setiap orang pasti mengenalnya dan bahkan memetik hikmah dari makna yang terkandung di dalamnya. Setiap orang pasti pernah mendengar seseorang menuduh orang lain sebagai seorang yang serakah atau tamak. Padahal dapat saja seseorang tersebut tidak punya cukup pengetahuan untuk memvonis orang lain tersebut. Dengan kata lain, tuduhan yang dibangun hanya atas dasar asumsi, pengetahuan dan subjektivitas diori sendiri.  Seseorang yang mengekspresikan tindakan dan keserakahan atau ketamakan tidak hanya dibenci Yang Maha Kuasa, tetapi juga dibenci oleh orang-orang yang ada di sekitarnya. Kadang-kadang yang terjadi dalam keseharian kita adanya orang bertindak serakah dan tamak, tetapi tetap saja menuding orang lain yang serakah.   Prilaku demikian sebenarnya tindakan untuk menutupi keserakahannya dengan cara menyudutkan orang lain sebagai seseorang yang serakah dengan harapan keserakahannya tidak dilihat menjadi pusat perhatian orang lain sehingga ia leluasa menyalurkan syahwat keserakahannya. Meskipun demikian, dapat saja sebenarnya tindakan seperti itu muncul karena adanya keinginan untuk memastikan agar orang lain tidak merasakan betapa tidak enaknya menjadi seseorang yang serakah, karena ia tahu persis menjadi orang yang serkah itu menderita lahir dan bathin. 
Banyak contoh keserakahan dalam kehidupan kita sehari-hari.  Mungkin juga keserakahan tersebut merupakan salah satu naluri kodrati manusia dalam menjaga survivalitasnya. Tetapi manusia yang bijak tentu mampu mengendalikan dirinya untuk tidak bertindak serakah.  Keserakahan yang paling berbahaya adalah keserakahan yang diekspresikan dengan cara membuat aturan, lalu mengeksploitasi sumberdaya yang ada dengan aturan itu untuk kepentingan sendiri, dan dalam waktu yang bersamaan berteriak tentang keserakahan orang lain, hingga orang lain mengalami kerugian secara sosial dan psikologis. 

Jumat, 09 Agustus 2013

Waspadai Pelecehan Al-Qur’an melalui Perangkat Komunikasi


Tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan teknologi informasi mempermudah kehidupan manusia dalam kesehariannya.  Hampir semua urusan dan kebutuhan, apalagi informasi dan ilmu pengetahuan dapat diperoleh dengan cepat. Tidak hanya itu, bahkan mengaksesnyapun sudah tidak menggantungkan pada ruang dan waktu tertentu. Ironi pemanfaatan kemajuan teknologi informasi ini juga terjadi, salah satunya, dalam bagaimana masyarakat belajar, membaca, mendengarkan dan memahami nilai-nilai luhur yang terkandung dalam kitab suci Al-Qur’an.  
Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa perangkat komunikasi saat ini, apakah telepon genggam, komputer (PC, netbook dan Laptop), atau smart phone dengan berbagai merek dagang dapat dilengkapi dengan fasilitas menyimpan Al-Qur’an secara utuh.  Bahkan berbagai peralatan tersebut dapat digunakan untuk mengakses situs tertentu agar seseorang dapat belajar, membaca, dan mendengarkan Al-Qur’an.  Seseorang dapat dengan mudah melakukannya, kapanpun dan dimanapun.   Ruang dan waktu bukan menjadi hambatan bagi seseorang lagi, yang penting ada kemauan untuk belajar, membaca, mendengarkan dan memahaminya.  Namun demikian,  justru dengan kemudahan seperti inilah aspek etika dan adab memperlakukan kitab suci menjadi sesuatu yang harus dipertanyakan. 

Rabu, 26 Juni 2013

Menuju Ketinggian


Sungguh merupakan suatu keberuntungan bagi orang yang dapat menikmati sensasi dan pemandangan ketika berada di ketinggian. Jika duduk di bagian jendela pesawat dan melihat keluar, tidak hanya bentuk dan sebaran awan saja yang dapat kita lihat dan nikmati, tetapi juga bentang alam yang begitu indah dan menakjubkan. Situasi itu mampu memberikan sensasi tersendiri, sesuai dengan persepsi kita, dan pada akhirnya mengakui kebesaran Illahi dan lantas membuat diri merasa tidak memiliki apa-apa di hadapan Sang Pencipta. Kita juga akan menemukan sensasi yang serupa daripemandangan ketika kita berada di atas menara dan di puncak gunung.  Berada di ketinggian yang lebih memberikan peluang bagi seseorang untuk melihat apa yang terjadi di sekitarnya dengan lebih konprehensif.
Menuju ketinggian, misalkan dalam hal ini, menuju puncak gunung memang merupakan perjalanan yang melelahkan. Demikian juga dengan menggapai cita-cita dan impian. Semuanya memerlukan waktu, memerlukan energi, memerlukan komitmen dan integritas, dan tentu saja memerlukan keputusan untuk mencapainya.  Ada orang yang dengan sengaja memutuskan untuk berhenti menuju ketinggian. Ada juga yang memutus untuk terus mendaki menuju ketinggian. Ada juga orang berhenti sejenak, lalu melanjutkan perjalanan menuju ketinggian. Semuanya adalah keputusan. Keputusan untuk terus atau berhenti mendaki juga memerlukan perhitungan dan rencana serta kesiapan yang matang. Kalau tidak akan tergelincir dan bahkan jatuh sebelum mencapai tujuan. Integritas dan komitmen terhadap nilai kebenaran juga sangat penting untuk mencapai ketinggian.

Sabtu, 08 Juni 2013

Cari Perhatian untuk Menutupi Kegalauan

Sering kita melihat bagai mana orang, misalkan di bandara, berbicara dengan keras, bahkan tertawa dengan terbahak-bahak, tanpa memikirkan bagaimana terganggunya orang yang ada di sekitarnya. Orang-orang seperti itu sebenarnya sedang menutupi kegelisahannya dan berusaha untuk menenangkan dirinya. Apalagi jika orang tersebut tertawa sambil melihat kiri dan kanan seolah-olah mempertegas kehadirannya dalam kerumuman publik. Dengan bertindak demikian, orang tersebut mungkin saja dapat segera merasa menjadi bagian dari lingkungan barunya. Prilaku seperti itu juga sebenarnya juga menunjukkan bahwa orang tersebut sedang mengalami perasaan kurang percaya diri, sehingga berusaha untuk ‘menaklukkan’ lingkungan barunya dengan bersikap attractive, menunjukkan keberadaannya, dan agar mampu berusaha untuk menyesuaikan dengan lingkungan barunya. Ironinya, ekspresi yang dikeluarkan malah mengganggu orang lain di sekitarnya. Kita dapat saja merasa terganggu terhadap situasi seperti itu. Tetapi sebenarnya kita juga harus merasa iba kepada orang tersebut, karena ia sedang mengalami situasi inferior. Karena situasi seperti itu terjadi di tempat umum, sebaiknya kita menyingkir saja dari orang-orang yang berbicara dengan keras dan tertawa terbahak-bahak tersebut, apalagi disertai dengan celingak celinguk provokatif. Mengingatkan mereka agar tidak mengganggu orang lain hamper dipastikan tidak ada gunanya, karena orang-orang yang sedang merasa inferior atau minder biasanya bersikap defensive dan cenderung aggressive.

Sabtu, 01 Juni 2013

Kerelaan dalam sepak bola

Lagi-lagi tentang sepak bola. Permainan ini tidak hanya kadang mampu menghibur penontonnya lewat atraksi individu dan kerjasama tim yang mengundang decak kagum, tetapi juga mampu memberikan pelajaran akan pentingnya sebuah kerelaan dan keikhlasan. Sering kita melihat bagaimana seorang pemain yang dengan kooperatifnya memberikan umpan kepada temannya yang relatif lebih berpeluang dalam melesakkan bola ke gawang lawan untuk menjadi gol. Kerelaan seperti ini membutuhkan integritas yang tinggi dengan menempatkan kepentingan tim di atas kepentingan populeritas individu. Sering juga, sebaliknya, kita disuguhi tontonan dimana seorang pemain yang memaksakan aksi individunya dengan melindas kepentingan tim lalu gagal melesakkan bola ke gawang lawan. Bahkan kadang lebih ironis lagi sesekali kita disuguhi tontonan dimana seorang pemain meluluhlantakkan kesempatan rekan setimnya untuk memasukkan bola ke gawang lawan dengan merebut bola yang sudah hampir pasti dapat dilesakkan rekannya hanya karena karena sudah disepakati tim bahwa ia harus menjadi pencetak gol. Bayangkan kalau bola yang direbut tidak dilesakkan dengan baik, pasti penyesalan pemain lainnya, pelatih dan bahkan pendukung fanatik tim yang mencuat. Semestinya setiap pemain harus mampu bersikap jujur terhadap diri sendiri tentang siapa yang paling berpeluang menciptakan gol, tanpa harus memaksakan penugasan pelatih, apalagi hanya untuk menuntaskan target individu.

Selasa, 28 Mei 2013

Tackling adalah keputusan


Menendang kaki lawan adalah pilihan yang harus dilakukan oleh seorang pesepakbola untuk merebut bola yang sedang berada lebih dekat dengan kaki lawan tersebut. Kejadian seperti itu, men-tackle keras,  tidak terjadi tanpa kesadaran penuh dari pelakunya.  Demikian juga dalam keseharian kita. Setiap orang pasti punya kesempatan untuk ‘men-tackle’ gerakan orang lain. Tetapi tidak semua orang melakukannya. Keputusan untuk ‘men-tackle’ atau tidak adalah tindakan sadar, meskipun dapat tampak seolah-oleh tidak sengaja di mata orang lain. Keputusan itu juga merupakan cermin integritas terhadap prinsip-prinsip kebenaran, kebaikan, dan tentu saja keindahan.  Apapun keputusan yang diambil akan senantiasa membekas dalam pikiran seseorang, meskipun tak semua orang mengetahuinya. Sangat mungkin dengan keputusan untuk ‘men-tackle’  gerakan orang lain (yang dapat saja tidak diketahui orang lain) akan membuahkan gol (jika itu sebuah permainan sepakbola) dan bahkan memenangkan pertandingan, tetapi motif, metode dan keputusan yang diambil akan meninggalkan derita batin bagi pelakunya dan kesan yang jelek bagi penontonnya.  Derita batin dan kesan jelek tersebut tidak akan pernah hilang sepanjang  kehidupan ini ada. Jadi, semuanya kembali kepada kita, apakah akan bertindak dengan baik, benar dan indah, atau akan bertindak sebaliknya dalam menyikapi gerakan orang lain di sekitar kita.   

Rabu, 08 Mei 2013

Ciri (lain) Pecundang : Fokus pada kekurangan orang lain

Seseorang hampir pasti akan jadi pecundang jika selalu fokus pada hal-hal yang negatif yang terjadi di sekitarnya. Ia akan tega membiarkan dirinya larut dalam kekurangan orang lain tentunya, dan lupa pada kekurangan diri sendiri. Seorang pecundang akan menggunakan kaca mata negatif dan menolak kelebihan yang dimiliki orang lain. Seorang pecundang akan menutup hatinya untuk melihat kelebihan dan kebaikan orang lain.
Sungguh malang nasib seseorang yang hanya mampu melihat sesuatu selalu dari sisi kekurangan dan tak mampu berpaling untuk melihat sisi positif dari apa yang terjadi di sekitarnya.  Sungguh tersiksa bagi seseorang yang tidak mampu melihat sisi positif dari apa yang terjadi di sekitarnya. Hampir dipastikan, seseorang yang senantiasa melihat sesuatu dari sisi negatif dan kekurangan orang lain, tetapi gagal melihat kekurangan diri sendiri akan selalu gelisah, bawaannya negatif, ekspresinya negatif, susah tersenyum, tidak mampu menghibur diri apa lagi orang lain, dan selalu kelihatan kusut.  Akibatnya pasti dijauhi orang dan dihindari banyak orang. Kedatangannya hanya membuat orang lain merasa tidak nyaman, membuat orang merasa terintimidasi, dan membuat orang cenderung untuk menghindarinya. Senantiasa berfikiran negatif hanya akan membuat seseorang menjadi soliter, dijauhi orang lain, yang paada akhirnya mengurangi silaturrahim, tentunya mengurangi rejeki.

Kamis, 04 April 2013

Untung Masih Ada Dokter

Beruntung sekali masyarakat yang masih dapat bertemu dengan dokter yang tidak merasa super dan tidak  mata duitan. Masyarakat harus merasa beruntung karena masih dapat bertemu dengan dokter yang tidak bekerja siang malam mengejar uang, yang tidak mengukur persahabatan dan lainnya dengan uang, yang sangat sadar kalau uang bukanlah alat untuk membeli kebahagiaan.  Untung masih ada dokter yang bersikap low profil, yang tidak menilai calon pasien dari pakaian atau parfum yang digunakan. Padahal pakaian dan parfum hanyalah  sekedar penutup kelemahan.  Untung masih ada dokter yang tidak mau jadi agen atau sales produsen obat-obatan, karena tahu persis bahwa pasien adalah manusia, bukan sasaran eksperimen medis atau media menyalurkan syahwat mencari uang. Masyarakat harus bersyukur karena masih ada dokter umum yang tidak langsung ambil tindakan, suntik dan beri resep. Masih harus beruntung juga karena masih ada dokter yang mau bertugas di daerah pedesaan.  Masyarakat juga harus merasa beruntung karena masih ada dokter yang menikmati moment of giving, yang menikmati perasaan berguna. Sungguh sangat menyedihkan jika banyak masyarakat tidak dapat menemukan sosok seperti di atas. Dan tentunya sungguh jauh sangat menyedihkan karena banyak dokter yang tidak mampu bersikap demikian.

Jangan Lampiaskan Kekesalan di Dunia Maya

Dalam berkomunikasi di dunia maya, baik melalui facebook, twitter, blog atau media sosial lainnya, sering kita melihat ungkapan atau tulisan yang merupakan pelampiasan dari rasa marah atau kesal yang terhadap persoalan yang sebenarnya tidak tepat untuk disampaikan. Apalagi jika kekesalan atau kemarahan yang diungkapkan merupakan sesuatu yang belum didiskusikan atau dikomunikasikan.  Ekspresi sepihak seperti itu sebenarnya tidak akan menyelesaikan persoalan. Bahkan ungkapan seperti itu justru tidak akan mampu menyelesaikan persoalan dalam jangka panjang, meski mampu melampiaskan kesal sesaat.  Ekspresi demikian juga merupakan sesuatu yang tidak akan pernah dapat ditarik kembali dan akan melekat dalam diri kita. Apalagi jika penyelesaian yang dilakukan tidak diposting kembali. Pembaca akan tetap memiliki kesan bahwa orang tersebut tetap sedang marah. Kemarahan yang terungkap dalam media sosial di internet tidak akan menyelesaikan masalah, malah justru akan menimbulkan masalah baru bagi seseorang, akan menimbulkan kemarahan baru.
Bagi para pembaca, juga tidak perlu sebenarnya memberi label bahwa penulis tersebut seorang pemarah, meski sering kita geli dan geli melihat tulisan seseorang yang sedang kesal atau marah.  Jadikan hal tersebut sebagai pelajaran, paling tidak pembaca dapat membayangkan bagaimana orang  akan menilai tulisan yang berbau kesal dan marah. Justru pembaca harus berterima kasih, karena telah memberikan pelajaran gratis.

Jumat, 01 Maret 2013

Landasan Persahabatan

Persahabatan merupakan sebuah anugerah yang sangat berarti bagi setiap orang. Persahabatan memberikan keceriaan dalam keseharian seseorang. Begitulah persahabatan itu semestinya.  Dari seluruh orang yang kita kenal, mungkin hanya sepuluh persen yang benar-benar merupakan sahabat. Selebihnya mungkin hanya sekadar merepotkan. Tapi itulah realita kehidupan !.  Persahabatan sejati tidak dijalin atas dasar kepentingan sesaat, uang dan bisnis. Jika hal tersebut yang merupakan dasarnya, maka persahabatan itu hanya ada selama kepentingan, uang dan bisnis itu ada.  Ketika ketiganya tiada, maka persahabatanpun hilang ditelan keadaan dan ternyata semua yang pernah terjadi dalam persahabatan itu hanya merupakan basa basi belaka.  Sejatinya persahabatan itu dilandasi oleh kesamaan nilai, yakni nilai kebenaran, nilai kemanusiaan, nilai akidah untuk kebaikan dan kebahagiaan bersama.  Karena landasan-landasan tersebut merupakan nilai-nilai yang menjadi semangat dan visi persahabatan serta tidak akan pernah hilang, maka persahabatan itu tidak akan pernah hilang.  Persahabatan yang akan terjadi tidak akan saling mengeksploitasi, tetapi akan saling membesarkan dalam satu ideologi kebenaran, kemanusiaan dan akidah untuk kebaikan dan kebahagiaan bersama. 

Jumat, 22 Februari 2013

Reviving the Lost Art of Social Manners




Many of us were taught the adage, “Kindness will take you where money cannot,” and it represented an era that kept social manners in the forefront.
These social manners included saying “thank you” by sending a card that was handwritten and expressive and not a short, impersonal tweet.
Today, there exists a dying art of exchanging pleasantries and having real conversations that involve looking into each others’ eyes and making full sentences. In this current era of smart phones and texting, we are losing more of the social manners that put the “civil” in the civilization in which we live and work.
Heads are so deeply buried in hand-held appliances that we are rapidly robbing families of bonding experiences, and even the “Are we there yet?” statements from restless children riding in the back seat of the car during family trips.
Parents invest highly in transportation that provides onboard entertainment that keeps the children distracted as the world and all of its beauty passes by without reflection or discussion.

Minggu, 06 Januari 2013

Tips untuk sukses dalam bertanya


Ungkapan "malu bertanya sesat di jalan" mendorong orang untuk selalu mencari jawaban akan sesuatu yang menjadi kebimbangan dan keraguannya. Sekarang banyak orang cenderung mendapatkan jawaban dari banyak hal yang ingin diketahui dengan mencarinya melalui mesin pencari di internet. Apa yang diperoleh di internet tidaklah selalu benar, karena informasi tersebut belum tentu juga ditulis oleh orang yang memiliki autoritas yang tinggi untuk memberikan jawaban. Lebih lanjut, apa yang ditulis sesorang dapat juga tidak sesuai dengan kondisi sosial budaya dari pertanyaan kita. Mencari jawaban untuk berbagai kebutuhan sehari-hari kadang-kadang tidak dapat diperoleh di internet, apalagi kalu berkaitan dengan persepsi seseorang.  Persepsi seseorang terhadap sesuatu sangat perlu kita ketahui untuk menntukan langkah dan tindakan kita terhadap berbagai persoalan yang situasional. Dengan demikian, bertanya secara klasik dan konvensional kepada seseorang secara langsung tetap menjadi andalan semua orang untuk tetap sukses dalam pekerjaan dan kehidupan.

Minggu, 25 November 2012

Semua Orang Harus Bicara

Sering dalam rapat kita melihat ada orang yang berbicara dengan suara lantang dan percaya diri serta cenderung mendominasi.  Prilaku demikian sebenarnya akan mengurangi kesempatan tim untuk mendapatkan ide dan pemikiran yang terbaik. Suara yang keras dan percaya diri cenderung membuat orang lain enggan menyampaikan pemikirannya.  Kalau anda termasuk orang suka berbicara dengan lantang dan cenderung mendominasi, sebaiknya membuka diri dan mata serta beri kesempatan kepada orang lain dalam rapat. Sebaliknya jika anda termasuk orang yang tidak suka memaksakan diri dalam menyampaikan pikiran, sebaiknya paksakan diri anda untuk berbicara dan menyampaikan pemikiran. Yakinlah bahwa apa yang ingin disampaikan itu akan merubah nasib banyak orang dan mempunyai pengaruh yang baik terhadap kinerja perusahaan.  Kalau anda yang memimpin rapat, beri kesempatan kepada semua peserta rapat, jika perlu paksakan agar setiap orang berbicara.  Keputusan terbaik, kadang justru datang dari orang yang tidak suka mendominasi sebuah rapat.

Minggu, 18 November 2012

Persahabatan : Salah Satu Penguji Integritas


Sekecil apapun tanggungjawab kita dalam masyarakat atau di kantor kita selalu dituntut untuk memiliki integritas yang tinggi. Hanya dengan integritas yang tinggilah kebaikan dan produktivitas dalam jangka panjang akan mewarnai kehidupan masyarakat. Demikian juga dalam suatu organisasi atau perusahaan. Salah satu aspek yang pasti dan selalu menguji integritas kita adalah persahabatan. Karena kita masing-masing mempunyai tanggungjawab di perusahaan atau di organisasi, persahabatan selalu memahami posisi itu, dan bahkan saling mendorong agar kinerja masing-masing dapat tampil maksimal. Persahabatan yang baik adalah persabahatan yang selalu menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban kedua belah pihak. Tolong menolong, saling menasihati dan saling mengingatkan selalu mewarnai suatu persahabatan.

Jumat, 18 Mei 2012

Jalan pintas

Jalan pintas? sering sekali kita melihat orang melakukan hal ini. Mungkin ada benarnya juga. Sepanjang jalan pintas yang dilakukan tidak membahayakan orang lain, tidak merugikan orang lain, tidak bertentangan dengan aturan, tidak bertentangan dengan agama, mengambil jalan pintas boleh saja dilakukan untuk sebuah efisiensi untuk mencapai produktivitas tinggi.  Kita lihat betapa banyak jalan pintas yang dilakukan masyarakat kita dan terjadi di sekeliling sehari-hari.

Rabu, 21 Maret 2012

Modern Etiquette For Using Mobile Cellphone



Have you ever been in those situations where someone is talking so loudly on their mobile cellphone while you were supposed to observe silent in some solemn but public place? These people are inconsiderate and tends to get on other people's nerves - with them knowing or not knowing about committing such offense. If you are one mobile phone user and you do not want to become this inconsiderate mobile cellphone user, read some etiquette guidelines shown below.

Kamis, 08 Maret 2012

The Power of "Thank you"

Ungkapan 'terima kasih' memang punya 'kekuatan', baik bagi yang mengucapkan maupun yang menerimanya. Yang mengucapkan 'terima kasih' akan terlepas dari beban budi yang dirasakan, sedangkan yang menerima ucapan tersebut akan mendapatkan perasaan dihargai.  Masih banyak perasaan lain lagi yang dapat dirasakan ketika mengucapkan 'terima kasih' ataupun mendengar ucapan terebut. Tulisan terima kasih dalam bentuk 'thank you note' punya pengaruh yang mendalam bagi penerimanya. Perasaan tersebut tentu saja akan muncul jika kata 'terima kasih' diungkapkan secara tulus dari lubuk hati yang sesungguhnya. Ungkapan terima kasih yang cenderung superficial tidak akan mempunyai pengaruh mendalam, kecuali sebagai bumbu pergaulan yang segera menghilang saat tidak berkomunikasi lagi secara langsung.   

Selasa, 21 Februari 2012

The Powers of Proper Words

Sering kita mendengar seseorang berbicara dengan runtut dan menggunakan kata-kata yang enak didengar. Pesan yang disampaikan begitu mudah masuk dalam pikiran kita, dan orang yang berbicara meninggalkan kesan yang begitu mendalam pada diri kita.  Tidak hanya itu, kata-kata yang tepat digunakan untuk mengungkapkan sesuatu mendorong kita untuk lebih positif memandang diri dan menggunakan pikiran kita.  Ringkas kata, kata-kata yang benar dan enak didengar meninggalkan pengaruh positif kepada siapa saja yang mendengarkannya dan juga membacanya, dan tentu saja cara pandang pendengar atau pembaca terhadap suatu autoritas.

Lalu mengapa masih banyak diantara kita yang menggunakan kata-kata yang tidak enak didengar? menggunakan kata-kata yang berprasangka?. Bisa saja memang karena kekurangmampuan dalam memilih kata-kata yang benar yang menjadi persoalan orang tersebut.  Tetapi sebenarnya memang ada tipe orang yang memang pilihan katanya selalu negatif, selalu berprasangka, dan selalu menyesakkan pendengarnya.  Dan yang lebih menyedihkan lagi adalah orang-orang yang dengan sengaja memilih dan menggunakan kata-kata yang kurang pantas dan menyakitkan pendengarnya.  

Kamis, 15 Desember 2011

Sopan, tapi jangan bikin nggak nyaman

Setiap orang pasti pernah dihadapkan pada situasi dimana harus berbasa basi dengan menawarkan sesuatu kepada orang lain (apakah dalam bentuk barang atau jasa) hanya untuk menjaga kesopanan dalam berinteraksi dalam pergaulan. Jika memang hal itu yang akan anda pilih, pastikan bahwa apa yang anda tawarkan tidak mempunyai resiko untuk membuat anda (bahkan pasangan dan keluarga) merasa tidak nyaman atau terkorbankan Misalkan, berbasa-basi untuk memberi tumpangan kepada teman lain dalam perjalanan keluarga. Dapat anda bayangkan kalau tiba-tiba tawaran anada dianggukkan teman tadi. Lalu sepanjang perjalanan anda harus berbagi perhatian? anak dan pasangan anda menjadi 'tidak lepas' dalam menikmati perjalanan tersebut. Pasti masih banyak contoh situasi lain dimana kita harus hati-hati dalam berbasa-basi hanya untuk menjaga tingkat kesopanan yang kita miliki.  

Selasa, 14 Juni 2011

Kritik

Tidak pernah satu orangpun yang hidup ini tidak pernah menerima kritik.  Pun sebaliknya, tidak ada sesorang yang tidak pernah memberikan kritik terhadap apa yang ada di sekitarnya. Kritik tidak hanya muncul karena seseorang tidak puas terhadap terhadap realita yang ditemukan, tetapi juga muncul karena harapan agar kita semua mampu memberikan sesuatu yang lebih baik. 
MoreNiche LTD