Sering kita melihat bagai mana orang, misalkan di bandara, berbicara dengan keras, bahkan tertawa dengan terbahak-bahak, tanpa memikirkan bagaimana terganggunya orang yang ada di sekitarnya. Orang-orang seperti itu sebenarnya sedang menutupi kegelisahannya dan berusaha untuk menenangkan dirinya. Apalagi jika orang tersebut tertawa sambil melihat kiri dan kanan seolah-olah mempertegas kehadirannya dalam kerumuman publik. Dengan bertindak demikian, orang tersebut mungkin saja dapat segera merasa menjadi bagian dari lingkungan barunya. Prilaku seperti itu juga sebenarnya juga menunjukkan bahwa orang tersebut sedang mengalami perasaan kurang percaya diri, sehingga berusaha untuk ‘menaklukkan’ lingkungan barunya dengan bersikap attractive, menunjukkan keberadaannya, dan agar mampu berusaha untuk menyesuaikan dengan lingkungan barunya. Ironinya, ekspresi yang dikeluarkan malah mengganggu orang lain di sekitarnya.
Kita dapat saja merasa terganggu terhadap situasi seperti itu. Tetapi sebenarnya kita juga harus merasa iba kepada orang tersebut, karena ia sedang mengalami situasi inferior. Karena situasi seperti itu terjadi di tempat umum, sebaiknya kita menyingkir saja dari orang-orang yang berbicara dengan keras dan tertawa terbahak-bahak tersebut, apalagi disertai dengan celingak celinguk provokatif. Mengingatkan mereka agar tidak mengganggu orang lain hamper dipastikan tidak ada gunanya, karena orang-orang yang sedang merasa inferior atau minder biasanya bersikap defensive dan cenderung aggressive.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar