Jalan pintas? sering sekali kita melihat orang melakukan hal ini. Mungkin ada benarnya juga. Sepanjang jalan pintas yang dilakukan tidak membahayakan orang lain, tidak merugikan orang lain, tidak bertentangan dengan aturan, tidak bertentangan dengan agama, mengambil jalan pintas boleh saja dilakukan untuk sebuah efisiensi untuk mencapai produktivitas tinggi. Kita lihat betapa banyak jalan pintas yang dilakukan masyarakat kita dan terjadi di sekeliling sehari-hari.
Kalau jalan pintas yang dilakukan dalam bentuk ingin persentase siswanya lulus ujian nasional tinggi, lalu pendidiknya membantu memberi jawaban, itu tidak benar, tidak mendidik dan membohongi satu generasi. Ingin cepat-cepat sampai tujuan, lalu menerobos lampu merah, itu bukan saja tidak benar, tapi juga berbahaya. Berbahaya untuk diri sendiri, dan juga berbahaya untuk orang lain. Ingin cepat kaya dan bahagia, lalu korupsi. Itu lebih bahaya lagi, tidak hanya berdosa, tidak hanya merugikan orang lain, tidak hanya bikin hidup tidak tenang, tetapi juga berakhir di penjara. Kebahagian tidak ditentukan oleh jumlah materi yang dimiliki, tetapi juga ditentukan oleh bagaimana materi tersebut diperoleh. Contoh lain yang jangan-jangan dianggap lazim adalah untuk lulus mata pelajaran atau mata kuliah, tetapi dilakukan dengan nyontek sewaktu ujian. Kegiatan mencontek dalam ujian tidak hanya menipu diri sendiri, tetapi juga menaburkan benih koruptor dalm diri sendiri. Kita juga sering melihat orang ingin cepata mendapat layanan, lalu menyerobot antri dengan seenaknya.
Yang lebih celaka lagi adalah ketika kecenderungan banyak orang untuk mengambil jalan pintas, justru banyak orang menganggap hal itu sebagai hal yang biasa saja. Kecenderungan masyarakat yang permisif ini akan menjadi pemicu timbulnya kondisi tak beraturan, tidak saling menghormati, saling menipu dan saling memanfaatkan, yang kuat mendominasi yang lemah. Yang lebih sangat celaka lagi adalah ketika aparat pemerintah tidak berbuat apa untuk mencegah tindakan dan prilaku untuk mengambil jalan pintas ini. Yang lebih sangat berbahaya dan sangat celaka adalah ketika aparat pemerintah justru yang mengambil jalan pintas untuk melakukan sesuatu, tanpa memikirkan akibat dan bahaya bagi masyarakat dan kelangsungan negara ini.
benar gan jalan pintas dianggap pantas, selagi masih dalam koridor nya. Salam manis dari potret.
BalasHapuskenalan dulu gan
BalasHapus