Menendang kaki
lawan adalah pilihan yang harus dilakukan oleh seorang pesepakbola untuk
merebut bola yang sedang berada lebih dekat dengan kaki lawan tersebut. Kejadian
seperti itu, men-tackle keras, tidak terjadi tanpa kesadaran penuh dari
pelakunya. Demikian juga dalam
keseharian kita. Setiap orang pasti punya kesempatan untuk ‘men-tackle’ gerakan orang lain. Tetapi tidak semua orang
melakukannya. Keputusan untuk ‘men-tackle’ atau tidak adalah tindakan
sadar, meskipun dapat tampak seolah-oleh tidak sengaja di mata orang lain.
Keputusan itu juga merupakan cermin integritas terhadap prinsip-prinsip
kebenaran, kebaikan, dan tentu saja keindahan.
Apapun keputusan yang diambil akan senantiasa membekas dalam pikiran
seseorang, meskipun tak semua orang mengetahuinya. Sangat mungkin dengan keputusan
untuk ‘men-tackle’ gerakan orang
lain (yang dapat saja tidak diketahui orang lain) akan membuahkan gol (jika itu
sebuah permainan sepakbola) dan bahkan memenangkan pertandingan, tetapi motif,
metode dan keputusan yang diambil akan meninggalkan derita batin bagi pelakunya
dan kesan yang jelek bagi penontonnya.
Derita batin dan kesan jelek tersebut tidak akan pernah hilang sepanjang
kehidupan ini ada. Jadi, semuanya
kembali kepada kita, apakah akan bertindak dengan baik, benar dan indah, atau
akan bertindak sebaliknya dalam menyikapi gerakan orang lain di sekitar
kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar