Dalam berkomunikasi di dunia maya, baik melalui facebook, twitter, blog
atau media sosial lainnya, sering kita melihat ungkapan atau tulisan
yang merupakan pelampiasan dari rasa marah atau kesal yang terhadap
persoalan yang sebenarnya tidak tepat untuk disampaikan. Apalagi jika
kekesalan atau kemarahan yang diungkapkan merupakan sesuatu yang belum
didiskusikan atau dikomunikasikan. Ekspresi sepihak seperti itu
sebenarnya tidak akan menyelesaikan persoalan. Bahkan ungkapan seperti
itu justru tidak akan mampu menyelesaikan persoalan dalam jangka
panjang, meski mampu melampiaskan kesal sesaat. Ekspresi demikian juga
merupakan sesuatu yang tidak akan pernah dapat ditarik kembali dan akan
melekat dalam diri kita. Apalagi jika penyelesaian yang dilakukan tidak
diposting kembali. Pembaca akan tetap memiliki kesan bahwa orang
tersebut tetap sedang marah. Kemarahan yang terungkap dalam media sosial
di internet tidak akan menyelesaikan masalah, malah justru akan
menimbulkan masalah baru bagi seseorang, akan menimbulkan kemarahan
baru.
Bagi para pembaca, juga tidak perlu sebenarnya memberi label bahwa
penulis tersebut seorang pemarah, meski sering kita geli dan geli
melihat tulisan seseorang yang sedang kesal atau marah. Jadikan hal
tersebut sebagai pelajaran, paling tidak pembaca dapat membayangkan
bagaimana orang akan menilai tulisan yang berbau kesal dan marah.
Justru pembaca harus berterima kasih, karena telah memberikan pelajaran
gratis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar