Tanggal 22 April yang lalu banyak pihak, mulai dari
pemerintah, organisasi kemasyarakatan, mahasiswa, dan perusahaan yang
memperingati hari bumi. Apapun aktivitas dan tema yang digunakan, semuanya
berusaha untuk menggugah manusia, penghuni planet bumi ini, untuk lebih
mencintai bumi ini. Luar biasa !. Kita tidak boleh berprasangka kalau kegiatan
tersebut dapat saja merupakan rutinitas, formalitas atau bagian dari branding
para penyelenggara. Yang penting adalah adanya upa penyadaran kepada manusia
bahwa planet bumi ini memang harus dicintai, harus mampu memberikan kenyamanan
bagi penghuninya. Tentu saja keamanan yang tidak hanya dari sisi ekologis,
tetapi juga kenyamanan dari sisi ekonomis, sosiologis, dan ideologis.
Minggu, 28 April 2013
Kamis, 11 April 2013
Kehidupan sesungguhnya merupakan fungsi matematika
Apa yang ditemui dan dirasakan manusia dalam kehidupannya
sesungguhnya merupakan fungsi matematis. Semua bentuk keberaturan, keindahan,
kenyamanan, kedamaian dan bahkan
kebahagiaan sebenarnya merupakan fungsi matematis. Keputusan dan tindakan
seseorang juga sebenarnya merupakan ekspresi matematis. Demikian juga dengan
kegaduhan, kejelekan, ketidaknyamanan, kesengsaraan, kebrangasan dan bahkan
korupsi adalah ekspresi matematis seseorang. Dengan demikian, penguasaan matematika oleh
setiap individu, tidak hanya secara kognitif, tetapi juga secara afektif,
sangat mempengaruhi semua kejadian yang ada di sekitar kita.
Selasa, 09 April 2013
Strong leadership means nothing without contributing followership
Kamis, 04 April 2013
Untung Masih Ada Dokter
Beruntung sekali masyarakat yang masih dapat bertemu dengan dokter yang tidak merasa super dan tidak mata duitan. Masyarakat harus merasa beruntung karena masih dapat bertemu dengan dokter yang tidak bekerja siang malam mengejar uang, yang tidak mengukur persahabatan dan lainnya dengan uang, yang sangat sadar kalau uang bukanlah alat untuk membeli kebahagiaan. Untung masih ada dokter yang bersikap low profil, yang tidak menilai calon pasien dari pakaian atau parfum yang digunakan. Padahal pakaian dan parfum hanyalah sekedar penutup kelemahan. Untung masih ada dokter yang tidak mau jadi agen atau sales produsen obat-obatan, karena tahu persis bahwa pasien adalah manusia, bukan sasaran eksperimen medis atau media menyalurkan syahwat mencari uang. Masyarakat harus bersyukur karena masih ada dokter umum yang tidak langsung ambil tindakan, suntik dan beri resep. Masih harus beruntung juga karena masih ada dokter yang mau bertugas di daerah pedesaan. Masyarakat juga harus merasa beruntung karena masih ada dokter yang menikmati moment of giving, yang menikmati perasaan berguna. Sungguh sangat menyedihkan jika banyak masyarakat tidak dapat menemukan sosok seperti di atas. Dan tentunya sungguh jauh sangat menyedihkan karena banyak dokter yang tidak mampu bersikap demikian.
Jangan Lampiaskan Kekesalan di Dunia Maya
Dalam berkomunikasi di dunia maya, baik melalui facebook, twitter, blog
atau media sosial lainnya, sering kita melihat ungkapan atau tulisan
yang merupakan pelampiasan dari rasa marah atau kesal yang terhadap
persoalan yang sebenarnya tidak tepat untuk disampaikan. Apalagi jika
kekesalan atau kemarahan yang diungkapkan merupakan sesuatu yang belum
didiskusikan atau dikomunikasikan. Ekspresi sepihak seperti itu
sebenarnya tidak akan menyelesaikan persoalan. Bahkan ungkapan seperti
itu justru tidak akan mampu menyelesaikan persoalan dalam jangka
panjang, meski mampu melampiaskan kesal sesaat. Ekspresi demikian juga
merupakan sesuatu yang tidak akan pernah dapat ditarik kembali dan akan
melekat dalam diri kita. Apalagi jika penyelesaian yang dilakukan tidak
diposting kembali. Pembaca akan tetap memiliki kesan bahwa orang
tersebut tetap sedang marah. Kemarahan yang terungkap dalam media sosial
di internet tidak akan menyelesaikan masalah, malah justru akan
menimbulkan masalah baru bagi seseorang, akan menimbulkan kemarahan
baru.
Bagi para pembaca, juga tidak perlu sebenarnya memberi label bahwa
penulis tersebut seorang pemarah, meski sering kita geli dan geli
melihat tulisan seseorang yang sedang kesal atau marah. Jadikan hal
tersebut sebagai pelajaran, paling tidak pembaca dapat membayangkan
bagaimana orang akan menilai tulisan yang berbau kesal dan marah.
Justru pembaca harus berterima kasih, karena telah memberikan pelajaran
gratis.
Rabu, 03 April 2013
Meningkatkan Daya Saing Produk Hortikultura Indonesia
Pengantar
Secara umum, cakupan bisnis hortikultura meliputi bagaimana memproduksi tanaman sayuran (olericulture), tanaman buah-buahan (pomologi), tanaman hias (floriculture), dan pengelolaan rumput untuk taman (turf management) secara berkelanjutan (Bautistuta, et al., 1983; Preece and Read., 1993). Untuk
berkelanjutan, maka sistem produksi harus terintegral dalam suaatu
sistem agribisnis, yang meliputi sub-sistem industri hulu,sub-sistem
produksi, sub-sistem pengolahan produk, sub-sistem pemasaran, dan
sub-sistem penunjang agribisnis. Agar bekelanjutan, maka sistem
agribisnis harus memenuhi prinsip-prinsip ramah lingkungan (environmentally/ecologically sounds), menguntungkan (economically sounds), tidak bertentangan dengan norma-norma sosial (socially just), manusiawi (humane), dan mampu menyesuaikan dengan perubahan-perubahan (adaptable) (Reinjtjest et al. (1992). Kegiatan produksi tanaman dan tumbuhan yang lain dan termasuk dalam agribisniis hortikultura adalah produksi tanaman anggur (viticulture), industry rangkai bunga segar (floristry), pembibitan tanaman (nursery production), manajemen tanaman untuk taman (landscape horticulture), dan bahkan apikultura atau budidaya lebah (apiary). Menurut Undang-undang Republik Indonesia nomor 13 tahun 2010, tentang Hortikultura, yang dimaksud dengan tanaman
hortikultura adalah tanaman yang menghasilkan buah, sayuran, bahan obat
nabati, florikultura, termasuk di dalamnya jamur, lumut, dan tanaman
air yang berfungsi sebagai sayuran, bahan obat nabati, dan/atau bahan
estetika. SELENGKAPNYA
Langganan:
Postingan (Atom)