Apa yang ditemui dan dirasakan manusia dalam kehidupannya
sesungguhnya merupakan fungsi matematis. Semua bentuk keberaturan, keindahan,
kenyamanan, kedamaian dan bahkan
kebahagiaan sebenarnya merupakan fungsi matematis. Keputusan dan tindakan
seseorang juga sebenarnya merupakan ekspresi matematis. Demikian juga dengan
kegaduhan, kejelekan, ketidaknyamanan, kesengsaraan, kebrangasan dan bahkan
korupsi adalah ekspresi matematis seseorang. Dengan demikian, penguasaan matematika oleh
setiap individu, tidak hanya secara kognitif, tetapi juga secara afektif,
sangat mempengaruhi semua kejadian yang ada di sekitar kita.
Pembelajaran matematika di sekolah harus mampu
mendorong penguasaan matematika peserta belajarnya hingga pada level afektif.
Penguasaan secara kognitif saja, sangat mungkin hanya akan melahirkan seorang
koruptor, seorang tukang onar, atau sumber persoalan sosial yang ada di dalam
masyarakat. Keberhasilan pembelajaran
matematis hingga pada level afektif akan melahirkan kedamaian, keberaturan,
keindahan, kenyamanan, dan kebahagiaan. Setiap
fungsi matematis ada logikanya, ada manfaat praktisnya. Setiap fungsi matematis
juga ada sisi moralnya. Penguasaan matematis secara menyeluruh dan mendasar
harus menjadi orientasi pembelajaran matematik di semua jenjang pendidikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar