Banyak orang
yang sudah merasa berkomunikasi dengan orang lain untuk menghadapi dan
menyelesaikan persoalan yang dihadapinya.
Tetapi, orang sering lupa bahwa berkomunikasi dengan orang lain untuk
menyelesaikan persolahan atau perbedaan pandangan dan prinsip yang sedang
terjadi tidak hanya sebatas berbicara dan menyampaikan apa yang menjadi
preferensinya. Kalau hanya menyampaikan
pandangan dan pemikiran saja, maka hal tersebut sebenarnya tidak berbeda dengan
menyampaikan hal tersebut secara tertulis.
Perbedaan dapat dikomunikasikan untuk mencari penyelesaian apabila kedua
belah pihak yang berbeda pendapat mampu berinteraksi satu sama lain dengan
perbedaan yang dimilikinya dengan tujuan yang sama, yakni untuk menyelesaikan
persoalan. Dengan kata lain, kedua belah pihak harus berada dalam ‘gelombang’
yang sama menuju penyelesaian perbedaan.
Ketika para
pihak yang berbeda berada dalam sebuah interaksi penyelesaian persoalan, maka
tidak akan ada yang merasa dipaksakan untuk menerima sebuah prinsip atau sebuah
pemikiran. Dapat saja interaksi ini ‘menyetujui’
salah satu pendapat, karena memang keduanya menyadari bahwa hal tersebut
merupakan yang terbaik. Keduanya bahkan dapat saja meninggalkan apa yang
diyakini benar, setelah melalui diskusi ternyata keduanya menyadari bahwa apa
yang diyakini selama ini ternyata sebuah kekeliruan. Jika perbedaan yang terjadi terkait dengan
target-target tertentu, dapat saja interaksi tersebut melahirkan penyesuaian,
yakni salah satu menurunkan ekspetasinya dan yang lainnya lagi menaikkan
ekspetasinya. Jadi, kalau anda sedang berbeda
pendapat dengan orang lain, apakah kolega, atasan, bawahan, atau siapa saja,
maka anda harus segera mengkomunikasikan hal tersebut dengan yang bersangkutan.
Bertanya kepada orang lain, untuk
mendapatkan pendapat bukan pembenaran, dapat saja dilakukan. Tetapi perlu
diperhatikan jangan sampai pertanyaan tersebut malah dianggap keluhan atau
fitnah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar