Dalam kesempatan bertemu dengan beberapa teman lama yang berprofesi sebagai dosen dan guru, mereka berbagi keceriaan tentang tunjangan profesi yang mereka peroleh. Si dosen yang guru besar lebih heboh lagi, karena dia mendapatkan tunjangan kehormatan, dua kali gaji pokok, dan ditambah tunjangan profesi. Setelah ngobrol dan berbagi pengalaman, saya miris mendengar pandangan mereka tentang apa yang mereka capai. Mereka cenderung melihat apa yang diperoleh adalah sebuah financial achievement, bukannya professional achievement.
Kami sampaikan bahwa jika hal tersebut dianggap sebagai sebuah financial achievement, maka nilai ekonomis tambahan pendapatan tersebut terpengaruhi oleh inflasi dan gelojak harga di pasar. Suatu saat capaian tersebut akan tak bermakna lagi. Tapi kalau dipandang sebagai sebuah profesional achievement, maka hal tersebut akan terus memacu untuk berprestasi sesuai dengan tuntutan profesi, dan aspek finansial pasti akan terus mengikuti kenaikan prestasi profesi. Intinya, kalau berprestasi dan profesional, maka aspek finansial pasti meningkat. Mudah-mudahan tidak semua pendidik, dosen dan guru, berfikir seperti itu.
Kami sampaikan bahwa jika hal tersebut dianggap sebagai sebuah financial achievement, maka nilai ekonomis tambahan pendapatan tersebut terpengaruhi oleh inflasi dan gelojak harga di pasar. Suatu saat capaian tersebut akan tak bermakna lagi. Tapi kalau dipandang sebagai sebuah profesional achievement, maka hal tersebut akan terus memacu untuk berprestasi sesuai dengan tuntutan profesi, dan aspek finansial pasti akan terus mengikuti kenaikan prestasi profesi. Intinya, kalau berprestasi dan profesional, maka aspek finansial pasti meningkat. Mudah-mudahan tidak semua pendidik, dosen dan guru, berfikir seperti itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar