Kompas (2 Desember 2011) memberitakan bahwa pada tahun 2011 ini Komisi Keamanan Hayati merekomendasikan dua jenis kedelai dan enam jenis jagung sebagai tanaman 'aman pangan'. Tanaman yang direkomendasikan tersebut merupakan hasil rekayasa genetik (Genetic Modified Organism) dan diusulkan oleh perusahaan asing, dengan beberapa sifat unggul termasuk tahan herbisida dan tahan hama.
Penggunaan tanaman hasil rekayasa genetik memang harus disikapi hati-hati. Selain karena penggunaan produk ini akan menciptakan ketergantungan pada produsen benih, kontroversi penggunaan tanaman hasil rekayasa genetik juga berawal dari belum adanya kepastian bahwa tanaman tersebut benar-benar aman untuk kesehatan konsumen. Prilaku atau efek gen yang disipi tersebut belum diketahui dalam metaboilisme tubuh manusia.
Terlepas dari keraguan tersebut, yang pasti bahwa penggunaan herbicide-ready soybean atau herbicide-ready corn akan meningkatkan penggunaan herbisida itu sendiri. Petani akan memanfaatkan keunggulan tersebut untuk mengendalikan gulma yang tumbuh di sekitar pertanaman dengan menggunakan herbicida yang merupakan 'paket budidaya' dari benih hasil rekayasa genetik. Hal ini akan memacu laju penumpukan herbisida di lahan-lahan pertanian dan berpotensi merusak sumberdaya hayati lahan pertanian, sehingga memiskinkan kesuburan tanah dan bahkan dapat memusnahkan predator hama dan patogen yang ada di sekitar pertanaman. Penggunaan herbissida yang berlebihan juga akan mendorong akumulasi herbisida di produk tanaman dan bahkan juga akan mendorong munculnya strain baru dari gulma yang sangat tangguh (super weeds).
Kita sangat maklum kebutuhan pangan kita harus dipenuhi, Tetapi menjadikan konsumen sebagai 'lab hidup' untuk uji coba pengaruh tanaman hasil rekayasa genetik terhadap metabolisme manusia juga sangat tidak beretika. Demikian juga dengan penggunaan herbisida yang berlebihan harus dihentikan. Terlalu mahal hitungan ekologis yang harus dibayar, dan juga terlalu mahal hitungan ekonomis yang harus dibayar konsumen untuk pengobatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar