Terlalu sering
dijumpai dalam keseharian kita situasi dimana kita berusaha melakukan yang
benar, tapi lalu kita merasa aneh sendiri, dan bahkan merasa ‘bodoh’ dan ‘tak
berdaya’ oleh tindakan orang lain yang jelas-jelas kelitu dan salah. Sebut saja
budaya berlalulintas masyarakata kita. Di lampu lalu lintas, misalnya, ketika
kita akan melambatkan laju kendaraan karena lampu sudah menguning, tetapi orang
dari belakang kita justru memacu kendaraannya dan melewati kita dengan sumpah
serapahnya. Siapa yang salah? Lampu kuning semestinya nginjak rem, bukannya nginjak
gas lho !. Belum lagi ada pesepeda motor yang dengan entengnya menyerobot lampu
merah, melaju dengan tanpa bersalah. Nggak pake helm lagi! Bawa anak kecil lagi
! Benar-benar tak berdaya dibuatnya.
Prilaku
seperti itu terjadi dalam banyak aspek kehidupan masyarakat kita. Soal antrian
saja. Benar-benar menjengkelkan!. Layanan publik di rumah sakit umum daerah
misalnya, tak kalah parahnya. Pegawainya hanya sibuk mengurusi dan melayani
kepentingan keluarganya, tetangganya, ataupun kenalannya. Sungguh masih banyak
kejadian dimana tindakan yang benar menjadi kabur, menjadi aneh, dan lalu
menjadi salah. Kejadian seperti ini tidak hanya terjadi di jalanan, di kompleks,
tapi juga terjadi di lembaga layanan pemerintah. Semua orang berlomba-lomba
untuk mencari keuntungan, mencari selamat sendiri, mememnuhi kepentingan
pribadi dengan cara-cara yang tidak terpuji, dan bahkan merugikan orang lain,
serta yang lebih parah mengaburkan kebenaran menjadi sesuatu yang salah. Benar
juga kata orang bijak, kekeliruan/kesalahan yang dilakukan berulang kali dan
terus menerus, lama kelamaan akan menjadi kebenaran.
Seseorang tidak
harus ikut melakukan sesuatu yang salah dan keliru hanya karena kebanyakan
orang lain melakukan kekeliruan/kesalahan tersebut dengan sengaja. Menegakkan
kebenaran memang susah dan butuh kesabaran, kekuatan, dan konsistensi yang tinggi. Mungkin kita tidak perlu lagi merisaukan
kesengajaan orang dalam membuat kekeliruan/kesalahan, kalau hal itu hanya
akan membuat kita merasa bodoh dan kesal. Orang-orang yang demikian pasti akan
menuai apa yang sudah dilakukannya. Hukum alam sudah mengaturnya. Terus lakukan
yang benar, meskipun terlihat aneh dan udik!.