Sungguh merupakan
suatu keberuntungan karena bisa bertetangga dengan guru-guru dan dosen yang
mempunyai integritas tinggi dalam melaksanakan tugas dan proses pendidikan, termasuk
dalam proses penerimaan siswa dan mahasiswa baru. Kita semua tahu kalau di awal
tahun ajaran baru orang tua disibukkan dengan bagaimana mendapatkan sekolah
yang baik untuk anak-anaknya. Para
tetangga saya yang kebanyakan pendidik tersebut bertutur kalau mereka sangat
heran dan bahkan merasa sangat sedih karena kecenderungan masyarakat untuk
melakukan jalan-jalan pintas untuk mendapatkan kesempatan sekolah atau kuliah. Menurut
mereka masih sangat banyak anggota masyarakat sangat yakin kalau uang yang
mereka miliki bisa mendapatkan segalanya, mampu menyisihkan prinsip-prinsip kejujuran
dan keadilan dalam penerimaan siswa dan mahasiswa baru. Masih sangat banyak
anggota masyarakat yang dengan tanpa rasa malu dan risih berusaha menyuap para
guru dan dosen. Masyarakat tidak pernah berfikir kalau tindakan itu adalah
sebuah pelecehan terhadap profesi dan pribadi pendidik, yang membuat para
pendidik merasa sangat terhina dan sangat direndahkan.
Untuk
mendapatkan sekolah atau PT yang baik, sebenarnya hal itu dapat disiapkan sejak
dini. Tekad dan selera tidak cukup untuk mendapatkan sekolah atau program studi
yang baik, tanpa persiapan yang sistimatis dan terencana, serta berkelanjutan.
Memilih sekolah dan program studi (untuk kuliah) harus mengukur kemampuan akademik
untuk bersaing, tidak cukup hanya dengan mengandalkan selera, lalu mengibarkan
harta benda untuk menghina dan merendahkan profesi dan pribadi para pendidik. Masyarakat harus menghentikan inisiatif untuk
mengajak para pendidik untuk menciderai nilai-nilai dan prinsip-prinsip
pendidikan. Bahkan dalam berbagai aspek kehidupan bermasyarakat lainnya,
misalkan kecenderungan untuk mengaku miskin agar mendapatkan subsidi dari
pemerintah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar