Dalam memberikan
respon terhadap penilaian yang kurang menyenangkan sering membuat seseorang sangat reaktif dalam menanggapinya. Ciri
reaktif tersebut antara lain muncul keinginan untuk segera membela diri atau
melakukan klarifikasi, baik secara verbal, maupun melalui email, sms, atau dengan
membuat status di media sosial. Kalau ciri
tersebut sudah dirasakan, sebaiknya tunda dulu untuk memberi tanggapan. Pastikan tidak menanggapi sesuatu dalam
suasana bathin yang kurang terkendali secara rasional. Kalau ini dilakukan,
justru seseorang akan terjerumus dalam kemarahan atau kekesalan yang berada
dalam kendali orang lain. Situasi seperti ini sangat tidak menguntungkan, baik
untuk citra diri, maupun untuk produktifitas kerja.
Kemampuan
menunda rasa marah merupakan sesuatu yang harus dimiliki seseorang agar tidak
terjerumus ke dalam situasi yang lebih jelek lagi. Jika sudah agak tenang,
ketidaknyamanan tersebut dapat diungkapkan, sehingga kemarahan dan kekesalan
yang ada berada dalam kendali diri kita.
Menunda memberikan respon
memberikan banyak manfaat, termasuk kesempatan kepada kita untuk dapat memahami
kritik pihak lain. Sambil menunda, kadang-kadang seseorang dapat menemukan
respon yang positif terhadap penilaian yang negatif terhadap kita melalui
komentar pihak lain. Atau bahkan dapat saja orang yang membuat kita kesal menyampaikan permintaan maaf kepada kita atas kekeliruan dan keterlanjurannya. Seseorang yang menunda
untuk marah akan membuat kemarahannya menurun, sehingga tidak merusak kredibilitasnya. Mengekspresikan perasaan kesal atau marah
dalam kondisi tidak marah akan membuat seseorang mampu menggunakan dan memilih
kata-kata atau kalimat-kalimat yang powerful
dan mengendalikan situasi. Jangan sampai
mengungkapkan perasaan kesal atau arah dengan kata-kata yang justru akan
membuat citra dan penilaian orang laion menjadi
jelek, sehingga menghapus semua kontribusi positif yang sudah kita
berikan. Jadi, jangan memberikan reaksi kalau sedang
emosi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar