Meskipun tidak selalu benar, watak seseorang sering muncul
pada saat seseorang sedang berada dalam kondisi tertekan. Pragmatisme atau
bahkan prilaku egois sering muncul pada saat ini. Kondisi tertekan, apalagi menyangkut
kepentingan diri, atau menyangkut harga diri sering mendorong seseorang untuk
mengabaikan nilai-nilai kebenaran dan bahkan berprilaku destruktif terhadap
orang lain. Sedikit saja bersabar, atau
mencoba untuk memahami tekanan yang dihadapi memungkinkan seseorang untuk tidak
mengorbankan nilai-nilai hakiki kemanusiaan.
Jika tidak mampu mengelola kondisi tertekan dengan biaik, seseorang tidak
hanya akan merugikan orang lain dan diri sendiri, tapi membuat seseorang
kelihatan bodoh.
Naluri untuk membebaskan diri dari persoalan yang sedang
dihadapi harus ditekan dengan kesabaran. Ekspresikan kesabaran dengan berdiam
diri, atau mengerjakan hal lain di luar rutinitas. Memang sulit untuk bersikap sabar dalam
situasi tertekan, tetapi bersikap sabar dalam kondisi tertekan merupakan salah
satu karakteristik pribadi unggul dan produktif untuk kesuksesan diri. Sabar
tidak berarti pasrah, tetapi dengan bijak mencari akar persoalan yang dihadapi.
Sabar berarti mampu menyusun rangkaian akar persoalan dengan jalan keluar.
Tentu saja jalan keluar yang tidak menyakiti orang lain, jalan keluar yang
tidak merendahkan diri sendiri, jalan keluar yang tidak mengorbankan
nilai-nilai kebenaran, etika dan moralitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar