"If you tell the truth, you don't have to remember anything" (Mark Twain)
Dinamika
...........motivating people to have better and happier life..........
Senin, 04 Mei 2015
Jumat, 26 September 2014
Testimoni Terlambat
Lebih baik aku tulis dalam bahasa yang tersirat. Tak pernah
kuceritakan kepada siapapun bahwa ketidaksediaanku adalah karena aku tidak mau
dijadikan domplengan. Masih segar dalam ingatan bagaimana kalian mencari sosok gareng,
untuk dipajang, tetapi bisa bekerja dalam mainstream yang kalian miliki dan
mampu berkontribusi untuk kebaikan kalian, untuk kebaikan bersama. Aku menolak
untuk mengambil kesempatan itu untuk memutuskan dominasi kalian di masa
mendatang. Aku memutuskan untuk mempersilakan orang lain untuk melintas karpet
merah itu. Meskipun setahun kemudian aku
berfikir bahwa sepertinya aku salah pilih orang yang kupersilakan, aku tak
menyesal dengan apa yang telah aku putuskan. Aku harus belajar untuk tidak melihat semua kepincangan dan ketidakbecusan ini. Aku harus belajar untuk dapat melupakan bagaiman semua potensi yang kumiliki semestinya dapat bermanafaat untuk memperbaiki semua kepincangan dana ketidakbecusan tersebut.
Jumat, 05 September 2014
If You Can Dream It, You Can Do It!
“I have heard it said that the first ingredient of success is to dream a great dream.” John A. Appleman
How often do
you dream or aspire? What do you dream of? Why do people struggle to
act upon their dreams? Is it fear of failure, insecurity in their
abilities or chalk it up to wishful thinking that holds them back?
These are questions that my clients ask me all the time. In return I
offer, “Isn’t it amazing how people only dream of greatness?” I have never heard of anyone dreaming
of failure or aspiring to be unsuccessful. Failure does not play any
part in dreaming. It is the dreamer that instills failure, not the
dream. I have read of many very successful dreamers that failed
numerous times before they experienced success. The difference is that
failure was not going to end their dreams only motivate them to dream
bigger.
Rabu, 30 Juli 2014
Mari Terus Berbagi
Kebiasaan
“memberi “ memang merupakan kenikmatan tersendiri, apalagi kalau yang
diberikan merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan orang lain. Apalagi kalau
orang yang diberi bisa memanfaatkan pemberian tersebut untuk memperbaiki
dirinya untuk menjadi lebih baik. Memberi sesuatu kepada orang lain tidak harus
dalam bentuk uang atau barang. Memang memberi orang lain dalam bentuk uang akan
membuat orang lain dapat mempergunakannya dengan baik sesuai dengan
kebutuhannya. Orang yang sudah ‘candu’
memberi akan senantiasa berusaha untuk memberikan sesuatu kepada orang lain
dalam bentuk apapun, bisa saja uang, barang, informasi, nasihat, atau
bantuan-bantuan lain yang sangat kecil sekalipun.
Selasa, 22 Juli 2014
I am the master of my fate, and I am the captain of my soul
Tulisan pragmentatif ini bukan merupakan keluhan, tetapi lebih tepat merupakan ekspresi diri yang mungkin dapat bermanfaat bagi
pembaca. Persis enam bulan yang lalu, saya
secara resmi diundang ke suatu jamuan makan malam yang bergengsi, yang hanya
dilakukan dalam siklus empat atau lima tahun. Sungguh merupakan kehormatan
untuk bisa duduk satu meja dengan tuan rumah. Sayapun begitu yakin pasti ada
alasan yang begitu kuat dari tuan rumah untuk mengundangku. Begitu banyak orang
menanti dan berusaha untuk masuk ke dalam daftar yang diundang, meskipun
semua orang tahu kalau pembicaraan dalam jamuan tersebut sangat membutuhkan pengalaman dan
pengetahuan. Jelas merupakan kecanggungan yang luar biasa jika tidak memiliki
pengalaman dan pengetahuan yang luas kalau ingin menikmati suasana jamuan tersebut. Saat
menerima undangan, saya sudah memberi tahu tuan rumah bahwa kira-kira lima
belas menit jamuan dimulai, saya harus permisi meninggalkan jamuan sesaat untuk melakukan
panggilan yang sudah terjadwal lama, paling lama sepuluh menit. Tuan rumah memaklumi dan
mengatakan tidak ada masalah, karena hanya sebentar. Singkat kata, undangan
tersebut saya terima karena menghargai tuan rumah, dan saya merasa sangat
berpengalaman dan berpengetahuan tentang topik yang akan dibicarakan di meja
makan tersebut.
Senin, 14 Juli 2014
Tanggungjawab Pribadi dalam Kebersamaan
Pada akhirnya, setiap orang memang harus
menyelesaikan semua urusannya sendiri. Setiap
orang merupakan orang yang paling bertanggungjawab terhadap nasib, warna, arah,
perasaan, dan kinerja dirinya sendiri. Kebersamaan
hanya hadir saat semua kepentingan masing-masing berbaur dalam keseketikaan yang sangat merupakan
fungsi ruang dan waktu. Di luar kedua dimensi tersebut, semuanya menjadi
tanggungjawab masing-masing individu. Terlalu berharap banyak kepada semangat
kebersamaan hanya akan melahirkan kekecewaan, apalagi kalau posisi dalam
kebersamaan yang ada bukanlah posisi yang mampu mengarahkan dan mewarnai kebersamaan
itu.
Senin, 30 Juni 2014
Seven Rules of Life
Here are seven rules of life I accidentally noted from friend of mine's status in facebook.
1. Make peace with your past, so it won't screw up the present
2. What others think of you is none of your business
3. Time heals almost everything, give it to time
4. Don't compare your life to others and don't judge them. You have no idea what their journey is all about.
5. Stop thinking too much. It's alright not to know the answers. They will come to you when you least expect it.
6. No one is in charge of your happiness, except you.
7. Smile. You don't know all the problems in the world.
1. Make peace with your past, so it won't screw up the present
2. What others think of you is none of your business
3. Time heals almost everything, give it to time
4. Don't compare your life to others and don't judge them. You have no idea what their journey is all about.
5. Stop thinking too much. It's alright not to know the answers. They will come to you when you least expect it.
6. No one is in charge of your happiness, except you.
7. Smile. You don't know all the problems in the world.
Minggu, 22 Juni 2014
Beda Tahu dan Kenal
Kalian datang mengatakan “sebaiknya
kau tak usah pergi, tak usah kau ambil tanggungjawab itu”. Karena menurut
kalian, keputusanku salah secara hukum dan tak pantas. Kalian tak pernah menanyakan mengapa tanggungjawab itu harus diambil. Kalian menyusun ‘saran’ atas asumsi yang
kalian bangun sendiri, bukan atas alasan yang kumiliki. Teman yang baik akan menanyakan alasan mengapa
keputusan temannya, bukan datang dengan larangan-larangan dan
logika-logika picik untuk sekedar berejakulasi sesaat atau untuk kepentingan subjektif lainnya. I just reliazed that you people don't particularly know me. Maaf, seperti halnya kalian, ternyata akupun hanya mengetahui kalian, tapi tak pernah mengenal kalian lebih dekat.
Sabtu, 14 Juni 2014
Belajar dari Mimpi
Aku tersentak dan kulihat hanya
ada satu orang penumpang lain yang ada di sekitar. Dalah hati bertanya, apa
yang telah terjadi dan kemana para penumpang lainnya. Pesawat terasa terbang
merendah dengan kecepatan yang konstan. Pintu
pesawat sudah terbuka, terlihat udara begitu cerah. Aku melihat ada satu
parasut yang tersisa, tetapi malah diambil oleh penumpang tersebut. sambil
melihat parasut di tangannya, aku berfikir apa aku memang mampu menggunakannya,
karena jujur saja aku tak tahu bagian mana yang mestinya ditarik agar parasut
dapat berkembang. Aku juga tidak tahu berapa lama setelah melompat parasut
boleh dikembangkan. aku sebenarnya bisa
menendang orang tersebut keluar dan merebut parasut tersebut. Tapi aku pkir
biarlah, karena aku memang tidak tahu bagaimana mengoperasikannya. Aku putuskan
untuk melihat keluar melalui pintu yang telah terbuka. Sambil memgang dinding
bagian dalam pesawat di dekat pintu, kakiku kujuntai keluar. Aku yakin bahwa pasti ada waktu yang tepat pada
ketinggian yang pas dimana aku akan mampu melompat untuk menyelamatkan diri
keluar dari pesawat yang akan jatuh ini.
Benar saja, tiba-tiba aku sudah melompat dan mendarat di tanah nyaris
tanpa ada hentakan sedikitpun, dan bahkan aku masih dapat melihat pesawat
tersebut terus terbang dalam kerendahan. Orang-orang yang menemuiku bertanya
apa yang terjadi. Aku bahkan tak dapat menceritakan apakah masih ada pilot di
dalam pesawat tersebut. Aku juga tidak tahu bagaimana nasib penumpang lainnya
yang telah melompat lebih dahulu dan tega membiarkan aku tertidur. Juga nasib
para awak pesawat yang semestinya membangunkanku untuk memberitahu bahwa
pesawat dalam keadaan bahaya. Bahkan
sampai terbangun dari tidurkupun, akau tetap tidak mampu mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
dalam mimpiku tadi.
Ternyata dalam mimpipun, ketenangan menghadapi tekanan, kejujuran pada ketidakmampuan diri sendiri, keikhlasan membiarkan orang lain mengambil sesuatu yang menurutnya lebih cocok untukdirinya, dan keyakinan bahwa kita dapat melakukan sesuatu dengan baik ternyata berbuah kebaikan untuk diri sendiri. Saya sangat yakin dalam kehidupan sehari-hari, ke-empat hal tersebut merupakan elemen yang sangat diperlukan untuk mampu merasakan apa yang disebutkan kebahagiaan.
Jumat, 30 Mei 2014
7 Ways to Get Happy on a Lunch Break …
by Steven Fitzpatrick
7. Try Learning Something New
Haven't you always wanted to learn a new language? Then take your lunch break to do so. If you have an iPhone, you can download some podcasts that will help you learn a new language.
6. A Powernap in the Car
If you are looking to get happy on a lunch break, why not go to your car and take a short powernap. Research has shown that a twenty minute powernap during the day is enough to refuel and make you happy again.
5. Spend Time with Your Spouse
If the two of you work together or work near each other, then meet and have lunch together.
4. Plan a Vacation
Planning a vacation gives a lot to look forward to. So, during your lunch break, break out with your planner and start planning.
If you can change the whole things, change yourself.....
If you can not change the whole things, change yourself.....
Langganan:
Postingan (Atom)